Penyebaran virus korona yang cepat memang
membuat para pemimpin dunia khawatir. Sejauh ini, mengacu pada data Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO), terdapat 176 negara yang dikonfirmasi telah terdampak
virus yang pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok, pada Desember 2019.
Adapun data statistik yang disajikan Worldometer menyebutkan jumlah kasus yang
terjadi di seluruh dunia mencapai 219.702 kasus, dengan rincian jumlah pasien
sedang dalam kondisi terjangkit 124.973, jumlah korban meninggal 8.978, dan
berhasil sembuh 85.751 (Worldometers.info, 2020).
Di antara statistik di atas,
Indonesia juga termasuk negara yang terdampak. Pemerintah Indonesia mendeteksi
keberadaan pasien positif korona pada awal Maret 2020. Jumlah pasien positif
korona mengalami peningkatan hari demi hari.
Melihat persebaran yang
cepat, membuat pemerintah Indonesia mengambil langkah waspada. Presiden Joko Widodo
mengumumkan status korona sebagai bencana nasional serta meminta masyarakat
untuk tenang, kemudian diikuti dengan agar masyarakat Indonesia bekerja,
belajar, dan beribadah dari rumah (Media Indonesia, 15/3). Ketahanan bangsa
Ancaman yang ada di depan mata ialah perlambatan ekonomi global karena sebagian
besar negara telah menetapkan pembatasan ruang gerak barang dari luar negeri.
Aktivitas ekspor-impor terhenti. Devisa negara menurun. Bencana korona juga
sudah pasti membuat neraca keuangan negara-negara di dunia, termasuk Indonesia,
berada dalam kondisi tidak sehat. Itu karena sebagian dana harus dialokasikan
untuk menghadapi virus mematikan tersebut. Neraca keuangan negara yang mengacu
pada RAPBN perlu penyesuaian. Pada momen seperti saat ini, solidaritas seluruh
elemen bangsa memang sangat dinanti. Korona seumpama musuh yang harus
dikalahkan secara bersama-sama. Pemerintah harus bekerja sama dengan elemen
organisasi masyarakat sipil, perusahaan, dan masyarakat luas tentang
langkah-langkah yang diambil pemerintah untuk dilaksanakan secara bersama.
Pemerintah perlu berperan sebagai komando yang setiap perintahnya harus diikuti
semua elemen bangsa. Tanpa adanya kerja sama, sangat sulit untuk meredam
persebaran virus ini. Dalam konteks ketahanan nasional, daya tahan kita sebagai
bangsa memang tengah diuji dimulai dari ketangguhan masyarakat dalam menyiapkan
kondisi fisik untuk bisa bertahan melawan virus yang rentan menyerang kelompok
usia 60 tahun ke atas. Konfigurasi kekuatan nasional, baik militer maupun
nonmiliter, untuk antisipasi kemungkinan-kemungkinan ke depan. Kepatuhan
masyarakat untuk melaksanakan imbauan pemerintah tidak keluar rumah selama
proses isolasi diri. Solidaritas sesama warga negara ketika berada dalam
bencana, apakah citra sebagai bangsa yang gotong royong masih mengakar atau
tidak. Atau, malah sebaliknya, di tengah bencana muncul orang-orang egois yang
hanya mempertimbangkan keuntungan pribadi dengan memborong bahan pangan di
pasaran, di antaranya para spekulan yang mengambil untung dari kebutuhan
masyarakat yang tengah membutuhkan produk kesehatan, seperti masker dan hand
sanitizer, para politikus yang mencari panggung di tengah derita rakyat biasa,
dan para penyebar berita bohong untuk menyebabkan kepanikan di tengah
masyarakat. Akhirnya, kehadiran pemerintah sebagai pemimpin garda terdepan
untuk melawan korona sangat dinantikan bangsa ini. Kebijakan nasional yang
tepat dan terukur sangat dibutuhkan. Keterbelahan akibat kontestasi politik di
masa lalu sebaiknya dinegasikan untuk sementara waktu. Itu karena kita dan
bangsa-bangsa di dunia tengah berjuang menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa
yang bisa diselamatkan.
Pada akhirnya mari bersama
melawan pandemi covid-19 dan
Informasikan berita-berita yang jelas tentang cara-cara dan
aturan-aturan dalam menghadapi Covid-19 agar masyarakat bisa lebih paham dan
terlindungi. Kobarkanlah terus semangat, sikap kebersamaan dan rasa percaya
diri bahwa bangsa Indonesia pasti mampu dan bisa menyelesaikan wabah Covid-19
sesegera mungkin. Masyarakat juga jangan mudah panik dalam menghadapi situasi
saat ini. Semoga wabah covid-19 ini segera berlalu dan terwujud sebuah revolusi
(perubahan) besar bagi bangsa dan negara Indonesia.
Tentunya Masyarakat harus
disiplin, patuh dan taat melaksanakan aturan-aturan dan himbauan dari
pemerintah. Masyarakat harus bisa menjaga dirinya sendiri dan keluarga serta
Lingkungannya agar tidak terkena Covid-19.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar